Mengeja Bait Pelangi




Gambar: Google.com
Untuk kalian para ‘pelangi’, yang telah mengajarkan ku arti CINTA itu apa...
Kawan, kau tahu rupa pelangi bukan? Ya, pelangi indah itu dirangkai dengan berbagai warna. Bias warna itulah yang terlihat mempesona. Yang ku tahu, pelangi punya 7 warna. 7 warna yang saling berpadu, 7 warna yang tak pernah berebut tempat untuk hadir lebih dulu, dan 7 warna yang dengan perpaduannya, mampu menciptakan keindahan luar biasa di langit biru muda. Setidaknya warna-warna yang kutahu adalah MEJIKUHIBINIU. Pada setiap warna  punya arti masing-masing. Dan disini aku mengenal warna itu lebih dalam. Mungkin terdengar aneh memang, namun tak seperti  kedengarannya.  Di Solo Mengajar inilah aku lihat pelangi indah itu terpancar. Ya, tepatnya di Rumah Mengajar Jebres.  Aku mengenal bias indah itu lewat anak- anak yang ku temui disana. Aku ingin dunia tahu, pelangi yang ku temui berbeda dari biasanya. Ya. Karena ini ‘pelangi luar biasa’
Awal mula aku mengenal ‘pelangi’
Masih lekat betul dalam ingatan, bahwa dulu aku benar-benar tak tahu. Apa itu Solo Mengajar, dan segala hal tentang itu semua. Mencoba untuk menjadi cerdas, maka aku mencari tahu istilah itu dan apa yang terkandung didalamnya. Dan kini aku tahu apa itu Solo Mengajar. Aku mencoba untuk lebih tau, dengan cara menjadi bagian darinya, hal pertama yang kulakukan adalah dengan mengikuti open recruitment volunteers Solo Mengajar bulan Agustus kemarin.
Aku masih ingat betul, saat pengisian formulir, aku mengisinya dengan ragu- ragu. Ragu karena takut memulai hal baru, yang belum secara pasti aku mengenalnya. Namun dorongan hati menuntun ku untuk mengisi tiap inci pertanyaan. Kisah keraguan tak cukup berhenti disitu. Awal baru justru dimulai pada saat pengumuman. Tertulis jelas nama ku tercantum disana. Dan itu berarti aku lolos ikut seleksi berikutnya. Seleksi awal dimulai dengan wawancara. Saat itu, aku masih ragu antara ingin melanjutkan ataupun ingin mundur. Namun teman seperjuangan ku, Rahwiku namanya. Mengajak ku untuk tetap ikut dan melanjutkannya. Ada cerita lucu dibalik keberangkatanku menuju lokasi wawancara. Pada saat itu aku berkendara motor dengan Wiku, karena buta arah, aku dan Wiku tersesat mencari alamat. Aku masih ingat betul, jalan yang harus kami tuju adalah Jl. Nangka Raya, namun justru jalan dengan nama buah lain yang kami temukan. Lucu memang jika kami yang tak tahu bahwa plang nama jalan sangatlah kecil, dan tak terlihat dari sisi jalan. Kami harus mencari dengan jeli dimana jalan itu persisnya. Setelah bertanya, tak lama kemudian kami temukan tempat itu dengan tepat.
22 Agustus 2014, Pukul 14:00 WIB…..
Pada tanggal dan jam itu aku ingat betul, tanggal dimana wawancara pertamaku dimulai. Kau tahu siapa yang mewawancarai ku? Tak lain dan tak bukan adalah kawan yang mungkin kalian kenal. Kak Indro namanya, tak tahu persis siapa nama lengkapnya, namun ia adalah seseorang yang dengan sabar mewawancarai ku. Dengan nada yang halus ia menanyai setiap inci pertanyaan, dan dengan nada yang sama pula aku menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Walau sebenarnya saat menjawab aku merasa nervous. Setelah hari wawancara berlalu, dua hari berikutnya awal baru dimulai, dimana pada saat itu aku benar- benar terdaftar menjadi bagian dari Solo Mengajar sebagai volunteer. Dan Saat itu pula aku terdaftar menjadi bagian dari Rumah Mengajar Jebres. Dan cerita ‘pelangi’ baru akan segera dimulai, pelan namun pasti, mengeja ‘pelangi’ itu menyenangkan…..
Kuperkenalkan ‘pelangi luar biasa itu’……
Pertama kali aku mengajar di sana, aku merasa gugup. Baru kali ini aku berada ditengah anak- anak yang benar-benar tak ku kenal. Rasanya itu, seperti manusia prasejarah yang baru keluar ke masa milenium, terlihat asing dimata mereka dan juga terlihat aneh. Mungkin dalam benak mereka, mereka bertanya- tanya, siapa aku dan dari mana asalku. Begitu pula dengan diriku.
Aku pernah dengar pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Kiranya pepatah itu yang mendorong ku untuk berani berkenalan dengan mereka semua. Tak semua anak yang kuhafal, karena keterbatasan memori, hanya beberapa yang ku ingat. Satu bulan pertama mengajar, aku masih sedikit canggung menghadapi mereka, bulan berikutnya aku mulai berani berinteraksi akrab, dan hingga saat ini mereka telah mengenal ku. Ada satu hal aneh yang kurasa saat aku mulai mengajar di RM Jebres, hal itu adalah ketika aku di rindukan oleh adik-adik, karena tak dapat hadir untuk mengajari mereka, ketika itu pula aku merasa kecewa. Kecawa karena tak dapat menemani, dan kecewa karena aku merasa ingkar janji. Namun aku tak lantas terpaku dengan rasa kekecewaan itu. Setidaknya dari rasa itu, aku tahu bahwa kehadiranku dinantikan dan aku diterima menjadi bagian dari mereka.   
Oh ya, awal mula aku mengenal pelangi telah ku uraikan, dan sekarang kau harus tau siapa saja pelangi yang kutemui disini, dan akan ku eja satu persatu pelangi itu….
#Pelangi pertama yang ku sebut merah
Pelangi pertama yang ingin ku perkenalkan adalah Pelangi berwarna merah, kau tahu arti warna merah bukan? Merah itu berani, merah juga bisa berarti pantang menyerah. Setidaknya makna itu yang ku tahu. Aku melihat sosok merah ada pada anak yang bernama Alfian, tak tahu persis siapa nama lengkapnya. Dia anak kelas 6 yang ikut belajar di Rumah Mengajar Jebres. Dan mengapa Afian ku sebut merah? Hal ini berkaitan dengan hobinya yang suka mengganggu, tapi yang ku tahu dia bukan anak yang nakal. Alfian selalu saja memberontak ketika belajar. Dia cukup pandai dalam bidang matematika. Itu ku ketahui dari transkrip nilai ujian Tryoutnya. Alfian yang ku kenal adalah anak yang sebenarnya baik, namun sedikit pemberontak. Dia anak yang berani, dan pantang menyerah. Buktinya, ketika ku minta ia mengerjakan soal matematika yang sulit, ia mau mengerjakan dan tak mengeluh sedikitpun. Ketika jawaban itu dirasa belum benar, maka ia akan gigih mencari jawaban benarnya sampai ketemu. Dari situlah aku melihat bias merah pelangi ada dalam didirinya.
#Pelangi kedua yang kusebut jingga
Pelangi kedua lebih indah warnanya, dari pada merah. Bukan berarti merah itu tak indah. Jingga merupakan perpaduan warna merah dan kuning, dari perpaduan itulah tercipta harmonisasi yang indah yang membentuk warna baru. Yang kutahu warna jingga itu berarti keceriaan. Jingga yang ku kenal kali ini terbias dari sosok anak yang ku kenal. Ia gadis kecil manis yang bernama Shasa. Tak tau persis siapa nama lengkapnya. Yang kutahu, ia adalah anak kelas 4. Terlihat jelas bias keceriaan jingga terpancar dari dirinya, pertama aku melihatnya, ia sangat manis, penuh percaya diri dan selalu ceria. Saat itu aku ingat betul, untuk pertama kalinya Shasa menjabat tanganku dengan hangat, ia bertanya siapa namaku dan dari mana asalku. Dengan raut wajah yang polos, ia memintaku untuk mengajarinya PR Bahasa Indonesia. Dengan hangat pula aku menyambutnya. Ku ajari dia dan dia menuruti semua yang kuajarkan. Dari sanalah ku lihat bias jingga ada dalam dirinya. 
#Pelangi ketiga yang kusebut kuning
Pelangi yang ketiga ini tak kalah indah dengan bias warna merah dan jingga. Karena sejatinya setiap warna punya keindahannya masing- masing. Warna kuning yang kutahu adalah warna matahari, dalam warna itu terdapat makna semangat dan energik. Seperti matahari yang selalu semangat menyinari dengan teriknya. Dan kali ini bias warna kuning kutemui dari sosok anak yang bernama Debi, gadis kecil yang konstur tubuhnya lebih besar dariku. Debi adalah  anak kelas 5. Dalam diri Debi ku temui semangat yang menggebu, Debi adalah anak yang periang, hal ini terlihat dari perilaku dan pola tingkah lucunya. Aku sering memanggil Debi dengan pipi bakpau, aku selalu merasa gemas jika melihanya, ingin rasanya mencubit pipinya. Namun tak kuasa untuk kulakukan. Setidaknya, semangat Debi tertular dalam diriku. Setiap kali merasa malas untuk mengajar, semangat Debi tiba- tiba menyadarkanku untuk tetap semangat.
#Pelangi keempat yang kusebut hijau
Pelangi yang keempat berwarna hijau, warna yang identik dengan alam dan kesuburan. Pelangi yang keempat juga tak kalah indah dengan bias warna lainya. Warna hijau yang kutahu adalah warna alam, dalam warna itu terdapat makna kenyamanan dan ketentraman. Dan kali ini bias warna hijau ku temui dari sosok anak yang bernama Safira, gadis kecil kelas 5 yang baru- baru ini kukenal. Dalam diri Safira kutemui kenyamanan dan ketentraman, Safira adalah anak yang pendiam, dia manis dan berparas cantik, tak hanya itu ia memiliki suara yang lembut dan alunan nada yang merdu saat berbicara. Ia anak yang penurut, tak suka membantah dan patuh terhadap perintah. Bias warna kenyamanan dalam diri Safira terpancar begitu kuat. 
#Pelangi kelima yang kusebut biru
Pelangi punya banyak warna yang terpancar, dari semua warna pelangi, warna inilah yang paling kusuka. Warna ini yang kutahu mempunyai arti ketenangan, biru identik dengan laut yang membawa kedamaian saat melihat ketanangan gemercik ombaknya. Selain ketenangan biru juga identik dengan kebijaksanaan. Tentu kau tahu arti bijaksana, bijaksana yang ku tahu berarti bijak dan cermat dalam berpikir. Dan kali ini bias warna biru itu kutemui dari sosok anak yang bernama Tasya, gadis kecil yang konstur tubuhnya lebih tinggi dariku. Tasya anak kelas 6, dia adalah teman sebaya Alfian si pemberani. Dalam diri Tasya kutemui arti kebijaksanaan, Tasya adalah anak yang pendiam, namun dia juga pribadi yang menyenangkan, dalam dirinya kebijaksanaan itu terpancar lewat perilakunya sesama teman, ia bahkan tak segan untuk membantu. Dari Tasya juga aku belajar arti toleransi. Toleransi antar umat beragama. Salut memang jika mereka yang masih kecil, sudah tahu apa itu arti toleransi, tak hanya arti harfiah namun telah benar- benar tahu bagaimana caranya bertindak.  Dan dari diri Tasya, aku melihat jelas bias pelangi biru. 
#Pelangi keenam yang kusebut nila
Pelangi yang satu ini belum jelas aku mengejanya. Namun yang aku tahu nila itu berarti kesederhanaan. Kesederhanaan yang ku lihat ada dalam diri anak bernama Devina, Devina yang ku kenal adalah anak yang sederhana, anak yang polos dalam berperilaku. Dari Devina juga aku belajar arti kejujuran, kejujuran dalam berperilaku dan kejujuran untuk tidak memendam apapun. Jika kau merasa senang maka utarakan. Setidaknya itu yang kulihat ada dalam diri Devina. 
#Pelangi ketujuh yang kusebut ungu
Pelangi terakhir ini adalah penutup dari bias warna. Ungu yang ku tahu adalah warna yang melambangkan kemewahan. Mewah tak harus glamour, mewah juga dapat diartikan kesempurnaan. Ungu adalah pelengkap dari semua warna yang ada di pelangi. Sempurna jika ketujuh warna muncul dan melebur menjadi satu. Bias pelangi inilah yang terlihat pada semua anak-anak di Rumah Mengajar Jebres, mereka merupakan pelengkap dari semua bias keunikan warna pelangi. Dari ungu aku mengeja arti keselarasan. Dan dari sini pula aku tahu arti kebersamaan.
Dari pelangi aku mengeja kehidupan, walau beraneka ragam tetap dapat berselaras.  Pada detik ini aku masih bisa membaca bias pelangi itu dimata mereka anak-anak Rumah Mengajar Jebres. Terima kasih untuk kalian semua yang telah mengajarkanku arti itu semua. Dan kini kutemukan fokusku bersama mereka. 
Mengeja bait pelangi……
Coba kau hitung ada berapa warna dalam pelangi,
Tentu tak hanya satu, namun banyak warna
Yang kutahu warna indah itu ada 7 warna,
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
7 warna yang kemudian berpadu dan tak beradu tempat untuk hadir lebih dulu
7 warna yang dengan ikhlas patuh terhadap ketetapan sang pencipta
7 warna yang dengan selaras tahu kapan harus muncul dan kapan harus memisahkan diri
7 warna yang dengan perpaduannya mampu menciptakan keindahan dilangit biru muda....
Dari pelangi aku tahu arti keberanian, keceriaan, semangat, ketentraman, ketenangan, dan kesederhanaan
………………
Mengeja bait ‘pelangi’ dari Solo Mengajar
Mengeja makna ‘pelangi’ dari mereka anak-anak RM Jebres  
28 November 2014
1:15 wib
Surakarta

Komentar

Postingan Populer