Rumah dalam Diri (Review Teater)




Potret "Rumah Dalam Diri"
Mencipta ruang Imajiner Lewat Tubuh dan Benda



gambar: Google.com
Suasana Teater Besar ISI Surakarta (16/5) cukup terbilang berbeda dari biasanya, tercipta sebuah suasana dengan atmosfer dan potret berbeda yang dikemas menarik oleh segenap panitia yang bertugas.  Mengingat bahwa telah terselenggara sebuah pagelaran teater oleh Yusril selaku sutradara dengan judul "Rumah Dalam Diri". Yusil Mahasiswa Program Doktor Program Pascasarjana ISI Surakarta telah melangsungkan ujian karya seni (Penciptaaan Seni Teater), untuk memperoleh gelar doktor. Yusril adalah seorang dosen penyutradaraan di Program Seni Teater ISI Padangpanjang. Beliau juga seorang sastrawan, budayawan, dan seniman teater Sumatera Barat.



Mencipta ruang imajiner lewat gerak tubuh dan benda oleh Yusril

Sekilas teater yang dihadirkan Yusril cukup menarik menurut saya, hal ini semakin diperkuat mengingat Yusril selalu mengangkat tema-tema unik kehidupan sosial nyata untuk kemudian diekplorasi oleh beragam benda dan gerak tubuh diatas panggung. "Rumah Dalam Diri" membuktikan bahwa Yusril adalah seniman kreatif yang mampu membuat segala kebendaan menjadi alat untuk menyampaikan pesan. Yusril sendiri menyebut bahwa teaternya adalah teater materiil, yang selalu memanfaatkan benda dan gerak tubuh aktor sebagai ciri khas penampilan karyanya. Aktor adalah tema penggerak utama namun bagi Yusril sendiri aktor akan menjadi lebih hidup jika mereka mampu memanfaatkan benda sebagai eksplorasi diri kreatif aktor itu sendiri.
Teater "Rumah Dalam Diri" Yusril berbicara tentang fenomena teror, hal ini dikarenakan semakin merajalelanya fenomena tersebut dikehiduoan kita sebagai akibat adanya perkembangan ekonomi, sosial dan media yang kini menjadi raja serta merajai diri setiap individu. Keresahan inilah yang kemudian Yusril angkat diatas panggung dengan tema sentral ---fenomena teror merenggut ruang privasi---karena sejatinya setiap individu butuh ruang privasi dalam dirinya.
Teror dalam berbagai bentuk telah memasuki ruang pribadi manusia. Sehingga, manusia tidak lagi punya ruang rahasia. Ketika darah dan pemerkosaan kini jadi tontonan sehari-hari dan tidak ada batas jelas antara tragedi dan komedi. Teror yang dulu diidentikkan dengan tembakan dan histeria, kini memasuki hidup dan tubuh manusia dalam fantasi yang berbeda dan berlangsung cepat. Perang senjata telah berubah menjadi perang ekonomi. Kekerasan fisik pun telah tergantikan oleh permainan akan hasrat dan nafsu manusia. Kekerasan terjadi ketika manusia tidak lagi bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan dasarnya. Lebih jauh status di media sosial yang berubah setiap detiknya lebih utama ketimbang obrolan sehari-hari.
Seharusnya rumah menjadi tempat pulang yang aman untuk manusia berlindung dari segala bentuk teror. Fungsi rumah sebenarnya lebih mempunyai makna yang lebih dalam daripada hanya sekedar tempat tinggal semata. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal dan berlindung, rumah juga berfungsi sebagai tempat manusia untuk berkeluarga atau bereproduksi, bersosialisasi, membersihkan diri, dan segala aktivitas sekaligus sebagai tempat penyimpanan, dan sebagai wahana manusia untuk mengekspresikan dirinya.
Dari berbagai banyak fenomena inilah Yusril merespon tentang fenomena tersebut, mengingat bahwa ia merupakan orang teater maka dengan cara berbeda ia mencoba menyampaikan pesan lewat dunia peran teater diatas panggung.

Unik dan Rahasia pada "Rumah dalam Diri"
Dalam pertunjukkannya kali ini Yusril menampilkan aktor cakap yang cukup mumpuni dalam berekspresi dan memanfaatkan benda seperti pagar, pintu, tangga, dan kursi serta berbagai benda pendukung lain seperti kloset dan kaleng krupuk yang dalam hal ini merujuk pada fungsinya masing-masing dengan pesan yang berbeda pula. Sejatinya "Rumah Dalam Diri" memuat persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan personal manusia dalam waktu kapan saja. Fenomena-fenomena sosial dan budaya seperti arus globalisasi yang tidak terbendung membuat pintu-pintu terpaksa dibuka dan mempersilahkan budaya global itu untuk masuk. Pemakaian pintu menyimbolkan ruang yang seharusnya tertutup dan terbuka apabila dikehendaki oleh pemilik pintu itu sendiri. Akan tetapi ruang tidak lagi menjadi milik personal namun telah menjadi milik komunal yang menyebabkan siapa pun berhak untuk membuka dan menutupnya.
Rumah harus memiliki pagar, tangga, dan pintu untuk menjaga kerahasiaannya. Penjagaan pertama adalah pagar yang menghambat teror masuk ke halaman rumah. Penjagaan kedua adalah tangga yang akan dinaiki peneror untuk memasuki rumah. Penjagaan terakhir adalah pintu baik pintu rumah atau pintu utama maupun pintu-pintu lainnya seperti pintu kamar yang dianggap sebagai ruang paling pribadi dalam sebuah rumah.  Hal di atas merupakan harapan atas fenomena teror yang terjadi dalam kehidupan. Harapan tersebut adalah, disaat rumah dalam kenyataan tidak mampu lagi melawan teror media teknologi dan informasi, maka dibutuhkan sebuah rumah yang tertanam dalam nurani manusia. Rumah tersebut dinamakan dengan “Rumah Dalam Diri”. Itulah sekilas potret "Rumah dalam Diri" yang ingin disampaikan Yusril.

Eksekusi Pementasan Yusril
Teater dengan eksekusi yang baik mampu menyampaikan pesan dengan baik dan bagus pula, hal ini senada dengan apa yang dihadirkan Yusril. Sebagai penonton saya cukup terhibur dengan pertunjukkan yang berlangsung kurang lebih satu setengah jam tersebut. Walau terdapat berbagai adegan yang cukup rumit dan terkesan monoton, namun secara keseluruhan pertunjukkan Yusril sangatlah menghibur. Yusril mampu menggiring penonton pada setiap adegan yang ditampilkan sang aktor walau banyak beberapa dari mereka yang asyik mengekplorasi diri dalam adegan masing-masing dengan berbagai properti pendukungnya, yang hal ini senada dengan pesan yang ingin disampaikan. Walaupun adegan eksplorasi dari sang aktor terkadang terjadi secara bersamaan, namun Sang aktor cukup mumpuni dalam membawa suasana dengan atmosfer berbeda yang hal ini menjadi perhatian tersendiri dari sang penonton.
Pencahayaan yang baik juga akan berpadu dengan setiap adegan yang terjadi, hal ini akan menciptakan ruang khas bagi penonton untuk memahami maksud sang aktor, baik sebagai penegas maupun sebagai bentuk pengekplorasi adegan. Dalam pertunjukkan Yusri, pencahayaan dan setting latar serta penempatan properti sebagai pendukung utama penyampai pesan sangatlah baik, hal ini menggambarkan betapa matangnya konsep teater Yusril. Baik dari pemilihan aktor yang cukup selektif, aktor yang saling berpadu pada setiap simbol benda yang dihadirkan Yusri menjadi perpaduan harmoni pertunjukkan yang bagus dan menarik. Musik yang menggiringi juga begitu menyatu menjadi harmonisasi yang pas dalam membangun suasana yang kian mendukung penampilan para aktor dalam mengeksplor adegan demi adegan.

Komentar

Postingan Populer